Choo$e NOW!!
- About Me (1)
- About Nuur ChocoMucho Cutey Alexandrie Cleopatra (MyBlogName) (1)
- Blog (13)
- Funny (29)
- Let's Chat (1)
- My CoOl awArDzZ... (1)
- Please READ... (12)
- RuLeZ of MY BLOG (1)
Wednesday, May 12, 2010
1st Time...
Justin Bieber dan Baby beliau
Siapa tak kenal dengan Justin Bieber sila angkat kaki...?! Diana pun sebenarnya tak berapa kenal dengan mamat Justin Bieber ni.
Tapi, sejak akhir-akhir ni, UTP seperti dilanda tsunami si Justin Bieber. Diana perasan yang kat mana-mana pun ada je orang nyanyi "Baby baby baby ohh~". Dalam status GTalk kawan-kawan ada, dalam Buzz Google pun ada, dalam myspace pun ada, sungguh tensi. MEMANG tensi. Hahaha...
Sedikit biografi berkenaan Justin Bieber:
Nama: Justin Drew Bieber
Asal: Kanada
Tarikh & Tempat Lahir: 1 Mac 1994, Stratford, Ontario, Canada
Pengurus terkini: Scooter Broun
Official Site: http://www.justinbiebermusic.com
Twitter: http://twitter.com/justinbieber
Facebook: http://www.facebook.com/JustinBieber
Myspace: http://www.myspace.com/justinbieber
Youtube: http://www.youtube.com/justinbieber
Fakta menarik: Dilahirkan di Stratford, Ontario. Kemudian dibesarkan oleh ibu beliau, Pattie Mallette. Dapat tempat kedua dalam satu pertandingan nyanyian sewaktu berumur 12 tahun. Belajar main gitar, drum, piano, dan trumpet sendirian. Yang paling best, jadi famous lepas masukkan video klip nyanyian beliau di Youtube.
Persoalannya, bagaimana?
Video-video tersebut dilihat oleh Scooter Broun, bekas pegawai eksekutif pemasaran di So So Def. Dan tuptup, tetiba je Justin Bieber berjaya sign kontrak dengan Usher. LOL... Kesimpulannya, kalau you all nak jadi penyanyi macam Justin Bieber ni, sila tiru macam beliau ye. Serius tak tipu. XD
Setakat ni, Justib Bieber dah berjaya mengeluarkan 2 album, My World (2009) dan My World 2.0 (2010). Rasa macam kelakar pulak ade versi-versi ni. Hehehe... Dan single beliau yang tengah hot, panas, feymes, cun dan... (korang tambah la sendiri) adalah Baby.
Lirik Baby - Justin Bieber



Ohh wooaah (3x)
You know you love me, I know you care
Just shout whenever, And I'll be there
You want my love, You want my heart
And we will never ever ever be apart
Are we an item? Girl quit playing
We're just friends, What are you saying
Said there's another, Look right in my eyes
My first love broke my heart for the first time,
And I was like
Baby, baby, baby ohhh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
I thought you'd always be mine, mine
Baby, baby, baby ohh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
I thought you'd always be mine, mine (oh oh)
For you, I would have done whatever
And I just can't believe, we ain't together
And I wanna play it cool, But I'm losin' you
I'll buy you anything, I'll buy you any ring
And i'm in pieces, Baby fix me
And just shake me til' you wake me from this bad dream
I'm going down, down, down, dooown
And I just cant believe my first love would be around.
And I'm like
Baby, baby, baby ohh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
I thought you'd always be mine, mine
Baby, baby, baby ohh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohhh
I thought you'd always be mine, mine
Luda
When I was 13, I had my first love,
There was nobody that compared to my baby,
And nobody came between us or could ever come above
She had me goin' crazy,
Oh I was starstruck,
She woke me up daily,
Don't need no Starbucks.
She made my heart pound,
And skip a beat when I see her in the street and,
At school on the playground,
But I really wanna see her on the weekend,
She know she got me gazin',
Cuz she was so amazin',
And now my heart is breakin',
But I just keep on sayin'...
Baby, baby, baby ohh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
I thought you'd always be mine, mine
Baby, baby, baby ohh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
I thought you'd always be mine, mine
(I'm gone)
Yeah, yeah, yeah (6x)
(Now I'm all gone, now I'm all gone, now I'm all gone)
Gone, gone, gone,(gone)
I'm gone.
Syair Perahu ~ Hamzah Fansuri
Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i’tikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.
Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.
Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.
Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.
Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.
Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.
Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba’id.
Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.
Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yang teguh.
Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat engkau ke pulau itu.
La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.
Laut Silan terlalu dalam,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang mendapat permata nilam.
Laut Silan wahid al kahhar,
riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.
Itulah laut yang maha indah,
ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau sempurna musyahadah.
Silan itu ombaknya kisah,
banyaklah akan ke sana berpindah,
topan dan ribut terlalu ‘azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.
Laut Kulzum terlalu dalam,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan karam,
perbaiki na’am, siang dan malam.
Ingati sungguh siang dan malam,
lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam,
ingati perahu jangan tenggelam.
Jikalau engkau ingati sungguh,
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.
Sampailah ahad dengan masanya,
datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya,
berlayar itu dengan kelengkapannya.
Wujud Allah nama perahunya,
ilmu Allah akan [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya,
“yakin akan Allah” nama pawangnya.
“Taharat dan istinja’” nama lantainya,
“kufur dan masiat” air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya
tauhid itu akan sauhnya.
Salat akan nabi tali bubutannya,
istigfar Allah akan layarnya,
“Allahu Akbar” nama anginnya,
subhan Allah akan lajunya.
“Wallahu a’lam” nama rantaunya,
“iradat Allah” nama bandarnya,
“kudrat Allah” nama labuhannya,
“surga jannat an naim nama negerinya.
Karangan ini suatu madah,
mengarangkan syair tempat berpindah,
di dalam dunia janganlah tam’ah,
di dalam kubur berkhalwat sudah.
Kenali dirimu di dalam kubur,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan badan terhancur.
Di dalam dunia banyaklah mamang,
ke akhirat jua tempatmu pulang,
janganlah disusahi emas dan uang,
itulah membawa badan terbuang.
Tuntuti ilmu jangan kepalang,
di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana datang,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.
Tongkatnya lekat tiada terhisab,
badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang dan lenyap,
(baris ini tidak terbaca)
Munkar wa Nakir bukan kepalang,
suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya besar terlalu panjang,
cabuknya banyak tiada terbilang.
Kenali dirimu, hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang,
dengan siapa lawan berbincang?
La ilaha illallahu itulah firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati insap,
siang dan malam jangan dilalaikan.
La ilaha illallahu itu terlalu nyata,
tauhid ma’rifat semata-mata,
memandang yang gaib semuanya rata,
lenyapkan ke sana sekalian kita.
La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah,
sekalian makhluk ke sana berpindah,
da’im dan ka’im jangan berubah,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.
La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,
siang dan malam jangan kau sunyikan,
selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan rasul juga yang menyampaikan.
La ilaha illallahu itu kata yang teguh,
memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh,
hendak membawa dia bersungguh-sungguh.
La ilaha illallahu itu kesudahan kata,
tauhid ma’rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara,
hamba dan Tuhan tiada berbeda.
La ilaha illallahu itu tempat mengintai,
medan yang kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai,
siang dan malam jangan bercerai.
La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,
menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yang mudah,
pertemuan Tuhan terlalu susah.
~ Hamzah Fansuri
Tuesday, May 11, 2010
Secebis Kasih Sayang
Aku cuma ada seorang adik. Usianya tiga tahun lebih muda daripada aku.Suatu
hari,untuk mendapatkan sehelai sapu tangan yang menjadi keperluan anak gadis
ketika itu, aku ambil 50 sen dari poket seluar ayah.
Petang itu, pulang saja dari sekolah - ayah memanggil kami berdua
Dia meminta aku dan adik berdiri di tepi dinding.
Aku menggeletar melihat rotan panjang sedepa di tangan ayah.
“Siapa ambil duit ayah?” tanya ayah bagai singa lapar.
Aku langsung tidak berdaya menentang renungan tajam mata ayah.
Kedua-dua kami membisu,cuma tunduk memandang lantai.
“Baik,kalau tak mengaku,dua-dua ayah rotan!” sambung ayah sambil
mengangkat tangan untuk melepaskan pukulan sulungnya ke belakang aku.
Tiba-tiba, adik menangkap tangan ayah dengan kedua-dua belah tangannya
sambil berkata, “Saya yang ambil!”
Belum sempat adik menarik nafas selepas mengungkapkan kata-kata itu,hayunan
dan balunan silih berganti menghentam tubuh adik.
Aku gamam,lidah kelu untuk bersuara. Walau perit menahan sakit, setitis punairmata adik tak tumpah.Setelah puas melihat adik terjelepok di lantai, ayah merungut.
“Kamu sudah mula belajar mencuri di rumah sendiri. Apakah lagi perbuatan
kamu yang akan memalukan ayah di luar kelak?”
Malam itu, emak dan aku tak lepas-lepas mendakap adik
Belakangnya yang berbirat dipenuhi calar-balar cuba kami ubati.Namun adik cukup tabah.
Setitis pun air matanya tidak mengiringi kesakitan yang mencucuk-cucuk.
Melihat keadaan itu, aku meraung sekuat hati, kesal dengan sikap aku yang takut berkata benar.Adik segera menutup mulutku dengan kedua-dua belah tangannya lalu
berkata,”Jangan menangis kak,semuanya dah berlalu!”
Aku mengutuk diri sendiri kerana tidak mampu membela adik.
Tahun bersilih ganti, peristiwa adik dibelasah kerana mempertahankan aku bagaikan baru semalam berlaku.Adik mendapat tawaran belajar ke sekolah berasrama penuh dan aku pula
ditawarkan menyambung pelajaran ke peringkat pra-universiti.
Malam itu ayah duduk di bawah cahaya lampu minyak tanah bersama ibu di
ruang tamu. Aku terdengar ayah berkata,
“Zah, kedua-dua anak kita cemerlang dalam pelajaran. Abang bangga sekali!”
“Tapi apalah maknanya bang…!” aku terdengar ibu teresak-esak.
“Dimana kita nak cari duit membiayai mereka?”Ketika itulah adik keluar dari biliknya. Dia berdiri di depan ayah dan ibu.“Ayah,saya tak mahu ke sekolah lagi!”
Perlahan-lahan ayah bangun, membetulkan ikatan kain pelekatnya dan merenung
wajah emak,kemudian wajah adik dalam-dalam.Panggggg….sebuah penampar singgah di pipi adik.Seperti biasa yang mampu aku lakukan ialah menutup muka dan menangis.
“Kenapa kamu ni? Tahu tak,kalau ayah terpaksa mengemis kerana persekolahan
kamu, ayah akan lakukan!”“Orang lelaki kena bersekolah. Kalau tak, dia takkan dapat membawa keluarganya keluar daripada kemiskinan,”
aku memujuk adik tatkala menyapu minyak pada pipinya yang bengkak.
“Kakak perempuan…biarlah kakak yang berhenti.”
Tiada siapa yang menyangka, dinihari itu adik tiada dibiliknya.
Dia membawa bersamanya beberapa helai baju lusuh yang dia ada.
Di atas pangkin tempat dia lelapkan mata, terdapat sehelai kertas yang tercatat…..
“Kak…untuk dapat peluang ke universiti bukannya mudah. Saya cari kerja dan akan kirim wang buat akak.”Apa lagi yang saya tahu selain meraung.
Ayah termenung, jelas dia cukup kecewa.Begitu juga emak yang menggunakan air matanya memujuk ayah.
Suatu petang ketika berehat di asrama, teman sebilik menerpa:
“ Ada pemuda kampung tunggu kau kat luar!”
“Pemuda kampung?” bisikku. “Siapa?”Tergesa-gesa aku keluar bilik. Dari jauh aku nampak adik berdiri dengan pakaian comotnya yang dipenuhi lumpur dan simen.
“Kenapa sebut orang kampung, sebutlah adik yang datang!”
Sambil tersenyum dia menjawab, “Akak lihatlah pakaian adik ni.
Apa yang akan kawan-kawan akak kata kalau mereka tahu saya adik kakak?”
Jantungku terasa berhenti berdenyut mendengarkan jawapannya.
Aku cukup tersentuh. Tanpa sedar, air jernih mengalir di pipi.
Aku kibas-kibas bebutir pasir dan tompokan simen pada pakaian adik.
Dalam suara antara dengar dan tidak, aku bersuara, “Akak tak peduli apa
orang lain kata.”Dari kocek seluarnya, adik keluarkan sepit rambut berbentuk kupu-kupu
.Dia mengenakan pada rambutku sambil berkata, “Kak, saya tengok ramai gadis
pakai sepit macam ni, saya beli satu untuk akak.”
Aku kaku. Sepatah kata pun tak terucap.Aku rangkul adik dan dadanya dibasahi air mataku yang tak dapat ditahan-tahan.
Tamat semester, aku pulang ke kampung sementara menunggu konvokesyen.
Aku lihat tingkap dan dinding rumah bersih, tak seperti selalu.
“Emak,tak payahlah kerja teruk-teruk bersihkan rumah sambut saya balik.”
“Adik kamu yang bersihkan. Dia pulang kelmarin. Habis tangannya luka-luka.”
Aku menerpa ke biliknya. Cantik senyum adik. Kami berdakapan.
“Sakit ke?” aku bertanya tatkala memeriksa luka pada tangannya.
“Tak….Kak tahu, semasa bekerja sebagai buruh kontrak, kerikil dan serpihan
simen jatuh seperti hujan menimpa tubuh saya sepanjang masa.
Kesakitan yang dirasa tidak dapat menghentikan usaha saya untuk bekerja
keras.” Apalagi…aku menangis seperti selalu.
Aku berkahwin pada usia menginjak 27 tahun.
Suamiku seorang usahawan menawarkan jawatan pengurus kepada adik.
“Kalau adik terima jawatan tu, apa kata orang lain?” kata adik.
“Adik takde pelajaran. Biarlah adik bekerja dengan kelulusan yang adik
ada.”“Adik tak ke sekolah pun kerana akak.” kata ku memujuk.
“Kenapa sebut kisah lama, kak?” katanya ringkas, cuba menyembunyikan
kesedihannya.Adik terus tinggal di kampung dan bekerja sebagai petani setelah ayah
tiada.Pada majlis perkahwinannya dengan seorang gadis sekampung, juruacara majlis
bertanya, “Siapakah orang yang paling anda sayangi?”
Spontan adik menjawab, “Selain emak, kakak saya….”katanya lantas
menceritakan suatu kisah yang langsung tidak ku ingati.
“Semasa sama-sama bersekolah rendah, setiap hari kami berjalan kaki ke
sekolah.Suatu hari tapak kasut saya tertanggal.
Melihat saya hanya memakai kasut sebelah, kakak membuka kasutnya dan
memberikannya pada saya.Dia berjalan dengan sebelah kasut.
Sampai di rumah saya lihat kakinya berdarah sebab tertikam tunggul dan
calar-balar.”“Sejak itulah saya berjanji pada diri sendiri.
Saya akan lakukan apa saja demi kebahagiaan kakak saya itu.
Saya berjanji akan menjaganya sampai bila-bila.”
Sebaik adik tamat bercerita, aku meluru ke pelamin, mendakap adik
sungguh-sungguh sambil meraung bagaikan diserang histeria.
“Jika tak dapat apa yang kita suka, belajarlah menyukai apa yg kita
dapat…dan bersyukurlah dengan apa yang kita ada..”
Jangan nangis dah lah ye... hehehe... So tanyalah diri you all sekarang mampukah jadi seperti adiknya tu??? Atau you all rasa cukuplah apa yang telah you all bagi pada family you all selama ni?? Tepuk dada tanya lah diri...
Daddy ... It hurts
" Daddy ......it hurts"
This is A TRUE STORY AND IF YOU DON ' T PASS THIS ON YOU DON ' T
HAVE A SOUL!!!
My name is Chris ,
I am three,
My eyes are swollen..
I cannot see.
I must be stupid,
I must be bad,
What else could have m ade ,
My daddy so mad?
I wish I were better,
I wish I weren ' t ugly,
Then maybe my Mommy,
Would still want to hug me.
I can ' t do a wrong,
I can ' t speak at all,
Or else I ' m locked up,
All day long.
When I ' m awake,
I ' m all alone,
The house is dark,
My folks aren ' t home.
When my Mom does come home,
I ' ll try and be nice,
So maybe I ' ll just get,
One whipping tonight.
I just heard a car,
My daddy is back,
From Charlie ' s bar
I hear him curse,
My name is called ,
I press myself,
Against the wall.
I try to hide,
From his evil eyes,
I ' m so afraid now,
I ' m starting to cry.
He finds me weeping,
Calls me ugly words,
He says its my fault,
He suffers at work.
He slaps and hits me,
And yells at me more,
I finally get free,
And run to the door.
He ' s already locked it,
And I start to bawl,
He takes me and throws me,
Against the hard wall.
I fall to the floor,
With my bones nearly broken,
And my daddy continues,
With more bad words spoken.
'I ' m sorry! ' , I scream,
But it ' s now much to late,
His face has been twisted,
Into a unimaginable shape.
The hurt and the pain,
Again and again,
O please God, have mercy!
O please let it end!
And he finally stops,
And heads for the door,
While I lay there motionless,
Sprawled on the floor.
My name is Chris ,
I am three,
Tonight my daddy,
Murdered me.
And you can help,
Sickens me to the soul,
If you read this,
And don ' t pass it on.
I pray for your forgiveness,
You would have to be,
One heartless person,
Not to be affected,
By this Poem.
And because you ARE affected,
Do something about it!
So all I ask you to do,
Is pass this on!
IF YOU ARE AGAINST CHILD ABUSE!
Post this as ' Daddy ... It hurts '
THE NEXT SENTENCE STOPS GOOD INFORMATION
If you do not send this to everyone you know
Then you obviously don ' t care about child abuse.
At first I thought this was just a chain letter
And I wasn ' t going to send it either,
But now I realize that this is an important situation.
At least 5 children each day from around the world die from child abuse!!!!
Kembali ke rumahmu, Emmi ~ Siti Zainon Ismail
(buat Pak dan Ibu Darwis)
Semua seperti dulu
meja tulis bekas pensel
almari pakaian jendela dan tali penyidai
sarung baru dibasuh
aku kembali ke rumahmu
Senyuman terhampar di kaca
dakapan anak-anak suami tercinta
terdengar dentingan piring
air menggelegak di cerek
menyediakan air mandi suami
nasi mengembang di tungku
cawan segera ditata
kau sudah sedia untuk hari pertama
tugas seorang isteri
biar kau bijak di kampus
bercanda dan bergosip dengan teman-teman
tapi diam-diam menyimpan kesakitan
di lipatan senyum dan kerdip mata
aku mengutip rahsia
letih dan jenuh seorang isteri.
Kubuka almari
kusentuh sisa kebaya
batik dan selendang
kepingan gambar
memang payah melupa masa lalu.
Dentingan piring
mkanan rapi di meja
bonda baru melayani,
dia yang mengerti
terdengar bisiknya
“ senang menerima kunjunganmu
kerana sehabat lama ibu “
Kupetik haruman taman
Berderaian canda putera-puterimu
segar berdoa
merelakan yang pergi
kau tetap di hati.
Darussalam , April 2002
Persahabatan ~ Khalil Gibran
Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.
~ Khalil Gibran